BAB I
PENDAHULUAN
- LATAR BELAKANG
Ketika guru berada di depan kelas, satu
kenyataan yang sudah pasti bahwa siswa yang dihadapi berbeda satu sama lain.
Perbedaan yang ada tersebut tidak hanya terlihat pada penampilan fisik dan
tingkah laku, tetapi juga pada kemampuan dalam menangkap dan melakukan kegiatan
pembelajaran. Ada siswa yang cepat menguasai materi pelajaran tetapi ada pula
siswa yang lambat. Hal ini dapat terlihat dengan jelas saat guru mengolah hasil
evaluasi. Dari hasil evaluasi tersebut, guru mengetahui adanya siswa yang telah
mencapai tujuan pembelajaran yang dirumuskan atau kompetensi yang ditetapkan
dan ada siswa yang belum mencapai kompetensi atau tujuan tersebut. Oleh karena
itu kita mengharapkan semua siswa mencapai kompetensi yang ditetapka, guru
hendaknya memberikan bantuan kepada siswa yang belum mencapai tingkat
penguasaan yang diharapkan. Bantuan yang dapat diberikan guru untuk siswa yang
belum mencapai kompetensi yang diharapkkan dikenal dengan istilah kegiatan
remedial.
Dari hasil evaluasi, disamping guru
menemukan siswa yang belum menguasai kompetensi yang ditetapkan, guru juga
dapat menemukan siswa yang telah
mencapai kompetensi yang dirumuskan. Apabila guru terlalu memperhatikan siswa
yang mengalami kesulitan, siswa yang
lebih cepat menguasai kompetensi yang telah ditetapkan akan terabaikan sehingga
mereka akan terhambat pencapaian prestasi yang optimal. Atau mereka akan
mengganggu siswa lain. Oleh karena itu, guru perlu merancang kegiatan bagi
siswa yang termasuk kelompok cepat agar mereka mencapai tingkat perkembangan
yang optimal. Kegiatan semacam ini disebut kegiatan pengayaan.
- RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah
diuraikan sebelumnya maka didapatkan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa
hakekat dari remedial?
2. Apa
saja tujuan dan fungsi dari kegiatan remedial?
3. Adakah
perbedaaan antara remedial dengan pembelajaran biasa?
4. Apa
saja pendekatan remedial yang ada?
5. Ada
berapa jenis dan prinsip kegiatan remedial?
6. Bagaimanakah
dengan prosedur kegiatan remedial?
- TUJUAN DAN MANFAAT
Adapun tujuan dan manfaat dari pembuatan
makalah ini adalah :
1. Untuk
mengetahui hakekat dari remedial termasuk didalamnya yaitu fungsi, tujuan,
pendekatan, jenis prinsip dan prosedur dari kegiatan remedial.
2. Mengetahui
adanya perbedaan antara remedial dengan pembelajaran biasa.
3. Sebagai
calon peserta didik kita dapat mempelajari tentang bagaimana tata cara
pelaksanaan remedial yang baik.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
HAKIKAT,
TUJUAN, DAN FUNGSI KGIATAN REMEDIAL
1.
Hakikat
Kegiatan Remidial
Dalam
Random House Webster’s College Dictionary (1991), remedial diartikan sebagai intended to improve poor skill in specified
field. Remedial adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk memperbaiki
keterampilan yang kurang baik dalam suatu bidang tertentu. Kalau kita kaitkan
dengan kegiatan pembelajaran, kegiatan remedial dapat diartikan sebagai suatu
kegiatan yang dilaksanakan untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran yang kurang
berhasil. Kekurangberhasilan pembelajaran ini biasanya ditunjukkan oleh
ketidakberhasilan siswa dalam menguasai materi yang dibahas dalam kegiatan
pembelajaran.
Dari
pengertian tersebut diketahui bahwa suatu kegiatan pembelajaran dianggap
sebagai kegiatan remedial apabila kegiatan pembelajaran tersebut ditujukan
untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran
atau dala menguasai kompetensi yang telah ditetapkan. Guru melaksanakan
perubahan dalam kegiatan pembelajarannya sesuai dengan kesulitan yang dihadapi
para siswa. Kegiatan remedial adalah kegiatan
membantu siswa dalam menguasai materi pelajaran. Dari uraian tersebut dapat
disimpulkan bahwa kegiatan remedial adalah kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam menguasai
materi pelajaran.
2.
Tujuan
dan Fungsi Kegiatan Remedial
Berdasarkan
pengertian bahwa kegiatan remedial adalah kegiatan membantu siswa menguasai
materi pelajaran, dapat kita ketahui bahwa tujuan guru melaksanakan kegiatan
remedial adalah membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi
pelajaran agar mencapai hasil belajar yang lebih baik. Secara umum, tujuan
kegiatan remedial adalah sama dengan pembelajaran biasa, yaitu membantu siswa
mencapai kompetensi atau tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan berdasarrkan
kurikulum yang berlaku. Secara khusus, kegiiatan remedial bertujuan utuk
membantu siswa yang belum menguasai materi pelajaran melalui kegiatan
pembelajaran tambahan. Melalui kegiatan remedial, siswa dibantu untuk memahami
dan mengatasi kesulitan belajar yang dihadapinya dengan memperbaiki cara dan
sikap belajarnya, disamping guru sendiri memperbaiki cara mengajarnya.
Sebagai
salah satu upaya membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar, kegiatan
remedial memiliki beberapa fungsi yang penting bagi keseluruhan proses
pembelajaran. Warkitri, dkk. (1991) menyebutkan enam fungsi kegiatan remedial
dalam kegiatannya dalam proses pembelajaran. Keenam fungsi kegiatan remedial
tersebut yaitu :
a)
Fungsi Korektif
Memperbaiki
cara mengajar dan cara belajar. Kegiatan remedial mempunyai fungsi korektif
bagi kegiatan pembelajaran karena melalui kegiatan remedial guru memperbaiki
cara mengajarnya dan siswa memperbaiki cara belajarnya. Berdasarkan analisis
kesulitan belajar siswa, guru memperbaiki berbagai aspek proses pembelajaran,
mulai dari rumusan tujuan, materi pelajaran, kegiatan pembelajaran, dan
evaluasi. Dalam kegiatan remedial guru merumuskan kembali tujuan pembelajaran
sesuai dengan kesulitan yang dihadapi siswa; mengorganisasikan kembali materi
pelajaran sesuai dengan taraf kemampuan siswa; memilih dan menerapkan berbagai
alat bantu pembelajaran untuk mempermudah siswa memahami materi pelajaran yang
disajikan; dan sebagainya.
b)
Fungsi Pemahaman
Kegiatan
remedial mempunyai fungsi pemahaman karena dalam kegiiatan remedial akan
terjadi proses pemahaman baik pada diri guru maupun diri siswa. Bagi guru,
untuk melaksanakan kegiatan remedial guru terlebih dahulu harus memahami
kelebihan dan kelemahan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukannya. Sebelum
guru menentukan jenis kegiatan remedial yang akan dilaksanakan, guru terlebih
dahulu harus mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakannya.
Sementara itu, melalui kegiatan remedial, siswa akan lebih memahami kelebihan
dan kelemahan cara belajarnya. Sebelum kegiatan remedial, guru mengajak siswa
mengevaluasi kegiatan belajarnya.
c)
Fungsi Penyesuaian
Kegiatan
remedial memiliki fungsi penyesuaian karena pelaksanaan kegiatan remedial disesuaikan dengan kesulitan dan
karakteristik individu siswa yang mengalami kesulitan belajar. Tujuan dan
materi pelajaran disesuaikan dengan kesulitan yang dihadapi individu siswa.
Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan menerapkan kekuatan yang dimiliki
individu siswa melalui penerapan berbagai metode mengajar dan media
pembelajaran. Semua aspek kegiatan remedial haruslah disesuaikan dengan
kemampuan dan karakteristik individu siswa, proses pembelajaran tidak lagi
merupakan beban bagi siswa. Siswa akan termotivasi untuk belajar lebih giat
sehingga dapat mencapai prestasi belajar yang lebih baik.
d) Fungsi
pengayaan
Kegiatan
remedial mempunyai fungsi pengayaan bagi proses pembelajaran karena melalui
kegiatan remedial guru memanfaatkan sumber belajar, metode mengajar atau alat
bantu pembelajaraan yang lebih bervariasi dari yang diterapkan guru dalam
pembelajaran biasa. Dalam kegiatan remedial guru dapat meminta siswa untuk
membaca buku lain yang ada kaitannya dengan materi yang belum dipahami. Guru
juga menerapkan metode mengajar dan alat bantu pembelajaraan yang bervariasi
sesuai dengan kebutuhan siswa sehingga siswa lebih memahami materi
pembelajaran.
e) Fungsi
akselarasi
Kegiatan
remedial memiliki fungsi akselerasi terhadap proses pembelajaran karena melalui
kegiatan remedial guru dapat mempercepat penguasaan siswa terhadap materi
pembelajaran. Tanpa kegiatan remedial, siswa yang mengalami kesulitan dalam
memahami materi pelajaran akan semakin tertinggal oleh teman-temannya yang
telah menguasai materi pembelajaran.
f) Fungsi
terapeutik
Kegiatan
remedial mempunyai fungsi terapeutik karena melaui kegiatan remedial guru dapat
membantu mengatasi kesulitan siswa yang berkaitan dengan aspek sosial-pribadi.
Biasanya siswa yang merasa dirinya kurang berhasil dalam belajar sering merasa
rendah diri atau terisolasi dalam pergaulan dengan teman-temannya. Dengan
membantu siswa mencapai prestasi belajar yang lebih baik melalui kegiatan
remedial berarti guru telah membantu siswa meningkatkan rasa percaya diri.
Tumbuhnya rasa percaya diri membuat siswa tidak merasa rendah diri dan dapat
bergaul baik dengan teman-temannya.
3.
Perbedaan
Kegiatan Remedial dari Pembelajaran Biasa
Secara
sepintas kegiatan remedial tidak jauh berbeda dengan pembelajaran biasa.
Komponen-kompenen yang harus direncanakan dan dilaksanakn guru dalam kegiatan
remedial sama dengan komponen-komponen dalam pembelajaran biasa. Guru harus
merumuskan tujuan pembelajaran, mengembangkan alat evaluasi, memilih dan
mengorganisasikan materi pelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan
menerapkan berbagai metode mengajar dan alat bantu pengajaran serta melaksankan
evaluasi. Tetapi, kalau kita kaji lebih dalam kedua bentuk pembelajarn tersebut
berbeda. Agar lebih jelas marilah kita kaji perbedaan kegiatan remdial dari
pembelajaran biasa dengan menganalisis
komponen-komponen suatu pembelajaran. Komponen-komponen tersebut adalah tujuan,
materi, kegiatan pembelajaran, dan evaluasi.
a) Tujuan
pembelajaran
Rumusan
tujuan bersifat individual. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan untuk mencapai
kompetensi atau tujuan yang telah ditetapkan. Dalam pembelajaran biasa, tujuan
pembelajaran yang dirumuskan guru berlaku bagi semua siswa. Jadi, bersifat
klasikal. Sementara ituu, dalam kegiatan remedial, tujuan pembelajarn yang
dirumuskan guru bersifat individual tergantung pada kesulitan yang dihadapi
siswa.
b) Materi
pembelajaran
Dalam
kegiatan remedial, materi disesuaikan dengan kesulitan yang dihadapi. Materi
pelajaran dipilih dan diorganisasikan berdasarkan tujuan pembelajaran yang
telah dirumuskan. Materi pelajaran dalam pembelajaran biasa sama bagi semua
siswa, sedangkan materi yang dibahas dalam kegiatan remedial akan berbeda
antara materi yang satu dengan siswa yang lainnya sesuai dengan kesulitan yang
dihadapi.
c) Kegiatan
pembelajaran
Bersifat
individual dan kelompok. Kegiatan pembelajaran dalam kegiatan remedial akan
berbeda dari kegiatan pembelajaran biasa. Dalam pembelajaran biasa, yang
berpartisipasi adalah seluruh siswa. Guru memperlakukan semua siswa sama.
Metode mengajar dan alat bantu pembelajaran yang digunakan guru bersifat
klasikal. Sementara itu, dalam kegiatan remedial, pembelajaran hanya diikuti
oleh siswa–siswa yang memiliki kesulitan belajar tertentu. Kegiatan remedial
ini dapat dilakukan secara individual atau secara kelompok apabila beberapa
orang siswa memiliki kesulitan yang
sama. Oleh karena itu metode mengajar dan alat bantu kegiatan remedial bersifat
individual atau kelompok tergantung pada kesulitan dan karakteristik siswa yang
mengikuti kegiatan remedial.
d) Evaluasi
Alat evaluasi bersifat
individual dan kelompok. Evaluasi dilaksanakan umtuk mengetahui tingkat
keberhasilan pembelajaran yang dilaksanakan. Alat evaluasi dikembangkan
berdasarkan kompetensi yang diharapkan dikuasai siswa atau tujuan pembelajaran
yang telah dirumuskan. Oleh karena itu, alat evaluasi yang dikembangkan dalam
pembelajaran biasa bersifat klasikal. Sama untuk semua siswa. Sedangkan untuk
kegiatan remedial, alat evaluasinya yang bersifat individual atau kelompok.
B.
Pendekatan
dalam Kegiatan Remedial
Warkitri dkk. (1991) mengemukakan tiga pendekatan
dalam kegiatan remedial. Ketiga pendekatan tersebut adalah pendekatan yang
bersifat preventif, kuartif dan pengembangan.
1. Pendekatan
yang bersifat preventif
Kegiatan
remedial dipandang bersifat preventif apabila kegiatan dilaksankan untuk
membantu siswa yang diduga akan mengalami kesulitan dalam menguasai kompetensi
yang telah ditetapkan. Kegiatan remedial yang bersifat preventif dilaksankan
sebelum kegiatan pembelajaran biasa dilaksanakan. Mungkin anda bertanya dari
mana guru mengetahui siswa-siswa yang mungkin menghadapi kesulitan dalam
menguasai kompetensi yang ditetapkan, padahal kegiatan pembelajaran biasa belum
dilaksanakan.
Guru
yang telah berpengalaman, dari keakrabannya dengan siswa, telah mengetahu
kelemahan siswanya. Sedangkan bagi guru yang belum banyak pengalaman, anda
dapat menggunakan salah satu jenis alat evaluasi yang ditujukan untuk
mengetahui kompetensi yang telah dikuasai siswa sebelum kegiatan pembelajaran
dilaksanakan. Jenis alat evaluasi tersebut adalah pretest. Pretest adalah salah satu jenis alat evaluasi yang
digunakan guru sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Kegaiatan remedial
yang diberikan kepada kelompok siswa yang tidak akan mampu menguasai kompetensi
yang telah ditetapkan sesuai dengan waktu yang telah disediakan adalah kegiatan
remedial yang bersifat preventif.
2. Pendekatan
yang Bersifat Kuratif
Kegiatan
remedial dipandang bersifat kuratif apabila pelaksanaan kegiatan remedial
ditujukan untuk membantu mengatasi kesulitan siswa setelah siswa mengikuti
pembelajaran biasa. Kegiatan remedial yang bersifat kuratif dilaksanakan karena
berdasarkan hasil evaluasi pada kegiatan pembelajaran biasa diketahui bahwa siswa belum mencapai kriteria
keberhasilan atau kompetensi minimal yang telah ditetapkan. Biasanya setelah
membahas satu atau beberapa poko bahasan guru melaksanakan evaluasi formatif. Dari
hasil evaluasi formatif tersebut diketahui ada beberapa siswa yang telah
mencapai kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan, dan ada pula siswa yang
belum mencapai kriteria keberhasilan yang diharapkan.
3. Pendekatan
yang Bersifat Pengembangan
Kegiatan remedial
diapandang bersifat pengembangan apabial
kegiatan remedial dilaksanakan selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran
biasa. Melalui kegiatan remedial yang bersifat pengembangan, guru mengharapkan
agar siswa yang mengalami kesulitan dalam menguasai kompetensi yang ditetapkan
secara bertahap dan dapat segera menghadapi kesulitan yang dihadapinya.
C. JENIS-JENIS KEGIATAN REMEDIAL
Berikut beberapa bentuk kegiiatan remedial yang
dapat dilaksanakan guru (Suke, 1991).
1. Mengajarkan
Kembali
Melalui
bentuk kegiatan ini, guru menjelaskan kembali materi yang belum dipahami atau
dikuasai siswa. Tentu saja dalam menjelaskan kembali materi tersebut,, guru
harus berorientasi pada kesulitan yang dihadapi siswa. Apabila siswa kurang
memahami konsep, guru sebaiknya memberikan lebih banyak contoh. Untuk membantu
siswayang mengalami kesulitan dalam menerapkan konsep, guru hendaknya
memberikan lebih banyak contoh penggunaan konsep tersebut dalam suatu kasus
tertentu atu banyak memberikan latihan yang menuntut siswa menerapkan konsep
yang sedang dibahas.
2. Menggunakan
Alat Peraga
Untuk
lebih memudahkan siswa memahami konsep yang belum dikuasainya, guru sebaiknya
menggunakan berbagai alat peraga dan memberi kesempatan kepada siswa untuk
menggunakan alat peraga tersebut. Apalagi jika pada waktu menjelaskan materi
pada pembelajaran pertama kali guru tidak menggunaka alat peraga. Konsep yang
sukar dipahami akan lebih mudah dipelajari dan menjadi menarik jika disajikan
dengan menggunakan media.
3. Kegiatan
Kelompok
Diskusi
ataupun kerja kelompok dapat digunakan guru untuk membantu siswa yang mengalami
kesulitan dalam menguasai kompetensi yang dituntut. Yang perlu diperhatikan
guru dalam menerapkan kerja kelompok dalam kegiatan remedial ialah dalam
menentukan anggota kelompok. Kegiatan kelompok dapat efektif dalam membantu
siswa memahami pelajaran apabila diantara anggota kelompok ada siswa yang
benar-benar menguasai materi dan mampu menjelaskannya dengan cukup baik kepada
siswa lainnya. Kegiatan kelompok sebagai upaya membantu siswa yang mengalami
kesulitan akan sia-sia apabila tidak dibimbing oleh anggota kelompok yang
menguasai materi yang sedang dibahas.
4. Tutorial
Kegiatan
tutorial juga dapat ditterapkan guru dalam melaksanakan kegiatan remedial.
Dalam kegiatan ini guru meminta bantuan siswa lain yang lebih pandai untuk
membantu sisw aynag menghadapi kesulitan dalam meguasai kompetensi yang telah
ditetapkan atau guru dapat juga meminta siswa dari kelas yang lebih tinggi
untuk membantu adik kelasnya.
5. Sumber
Belajar yang Relevan
Selain
dengan mengajarkan kembali, kegiatan kelompok, dan tutorial, guru juga dapat
menggunakan sumber belajar lain dalam membantu siwa menguasai kompetensi yang
telah ditetapkan.
D. PRINSIP PELAKSANAAN KEGIATAN
REMEDIAL
Apapun bentuk kegiatan remedial yang akan diterapkan,
guru hendaknya memperhatikan hal-hal berikut (Suke, 1991).
1. Apabila
terdapat beberapa orang siswa yang mengalami kesulitan yang sama, kegiatan
remedial tersebut hendaknya diberikan terhadap kelompok siswa secara
bersama-sama. Tetapi apabila kesulitan yang dihadapi seorang siswa berbeda
dengan siwa lain, guru hendaknya memberikan bantuan yang sifatnya individual.
Bahkan, apabila guru menemukan siswa yang menghadapi kesulitan belajar yang
sama, tetapi penyebabnya berbeda, guru harus memberikan bantuan secara
individual.
2. Proporsi
bantuan yang diberikan hendaknya sesuai dengan kesulitan yang dihadapi siswa. Tugas
atau kegiatan yang harus dilakukan siswa dalam kegiatan remedial hendaknya
jangan terlalu banyak. Terlalu banyaknya tuntutan yang harus dilakukan siswa
dapat menjadi beban bagi siswa sehingga bukannya siswa terbantu dalam mengatasi
masalahnya, malah semakin menambah masalah bagi siswa. Oleh karena itu, guru
harus melaksanakan kegiatan remedial yang sesuai dengan kesulitan dan kemampuan
yang dimiliki siswa.
3. Kegiatan
remedial dapat dilaksanakan sendiri oleh guru, guru bersama-sama siswa atau
meminta bantuan siswa lain. Dalam menentukan bentuk kegiatan remedial guru
hendaknya mempertimbangkan jenis kesulitan yang dihadapi siswa serta faktor
penyebab kesulitan tersebut. Dengan memperhatikan jenis kesulitan dan faktor
penyebab kesulitan, guru dapat menetapkan apakah kegiatanremedial tersebut akan
dilaksanakan guru sendiri, memina siswa lain atau oleh siswa sendiri.
4. Metode
yang diterapkan dalam kegiatan remedial hendaknya sesuai dengan tingkat
kemampuan serta dapat membangkitkan motivasi pada diri siswa untuk belajar
lebih giat dan berusaha lebih tekun. Melalui kegiatan remedial ini, guru tidak
hanya mengharapkan siswa akan mampu menguasai kompetensi yang belum
dikuasainya, tetapi juga timbulnya moivasi pada diri siswa untuk belajar lebih
giat dan lebih tekun sehingga untuk menguasai kompetensi berikutnya siswa
diharapkan tidak akan mengalami kesulitan. Oleh karena itu, guru harus
menerapkan metode yang tepat dan sesuai dengan kemampuan siswa.
E. PRINSIP PEMILIHAN KEGIATAN
Lebih lanjut Wardani (1991) menyatakan bahwa dalam
memilih bentuk kegiatan dan metode yang akan diterapkan dalam kegiatan remedial
guru perlu memperhatikan hal-hal berikut,
1. Memanfaatkan latihan khusus, terutama bagi
siswa yang mmpunyai daya tangkap lemah.
2. Menekankan
pada segi kekuatan yang dimiliki siswa. Dalam proses belajar, ada siswa yang
mudah memahami suatu materi pelajaran mealui informasi lisan, ada juga siswa
yang lebih mudah memahami materi pelajaran melalui gambar-gambar, da nada juga
siswa yang baru dapat memahami suatu konsep apabila siswa tersebut diberi
kesempatan untuk menerapkan konsep tersebut. Dengan memperhatikan kekuatan yang
dimiliki siswa diaharapkan siswa akan dapat lebih cepat mengatasi kesulitan
yang dihadapinya. Dalam hal ini, guru hendaknya lebih mengenal gaya belajar
setiap siswa.
3. Memanfaatkan
penggunaan media yang multi-sensori. Berkenaan dengan beranekaragamnya
kemampuan siswa dalam mempelajari sesuatu, guru hendaknya menggunakan berbagai
jenis alat peraga dalam menyajikan atau membahas materi pelajaran.
4. Memanfaatkan
permainan sebagai sarana belajar, terutama bagi siswa yang kurang memiliki
motivasi untuk belajar.
F.
PROSEDUR
KEGIATAN REMEDIAL
Berikut
ini adalah langkah-langkah kegiatan remedial,
1. Analisis
Hasil Diagnosis
Diagnosis
kesulitan belajar adalah suatu proses pemeriksaan terhadap siswa yang diduga
mengalami kesulitan dalam belajar. Melalui kegiatan diagnosis, guru akan
mengetahui para siswa yang perlu mendapat bantuan.
2. Menentukan
Penyebab Kesulitan
Sebelum
kita mulai merancang kegiatan remedial, terlebih dahulu kita harus mengetahui
mengapa siswa mengalami kesulitan dalam mencapai kompetensi yang diharapkan
atau menguasai materi pelajaran. Faktor penyebab kesulitan ini harus
diidentifikasi oleh guru karena gejala kesulitan yang sama yang ditunjukkan
oleh siswa dapat ditimbulkan oleh sebab yang berbeda. Informasi tentang faktor
penyebab ini akan berpengerauh terhadap pemilihan jenis kegiatan remedial.
3. Menyusun
Rencana Kegiatan Remedial
Setelah
kita mengetahui siswa-siswa yang perlu mendapatkan kegiatan remedial dan
kompetensi-kompetensi yang belum dikuasai setiap siswa ,serta faktor penyebab
kesulitan, langkah selanjutnya adalah menyusun rencana pembelajaran. Sama
halnya dengan pembelajaran biasa, komponen-komponen yang harus direncanakan
dalam pelaksanaan kegiatan remedial adalah sebagai berikut,
a. Merumuskan
kompetensi atau tujuan pembelajaran.
b. Menentukan
materi pelajaran sesuai dengan kompetensi atau tujuan yang telah dirumuskan.
c. Memilih
dan merancang kegiatan remedial sesuai dengan masalah dan faktor penyebab
kesulitan serta karakteristik siswa.
d. Merencanakan
waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan remedial.
e. Menentukan
jenis, prosedur, dan alat penilaian untuk mengetahui tingkat keberhasilan
siswa.
4. Melaksanakan
Kegiatan Remedial
Setelah
rencana pembelajaran selesai disusun, langkah selanjutnya adalah melaksanakan
kegiatan remedial. Biasanya kegiatan remedial dilaksanakan diluar jam belajar
biasa. Oleh karena itu, dituntut kerelaan dari guru untuk menyediakan waktu
tambahan di luar jam belajar, untuk membantu siswa yang memerlukan.
5. Menilai
Kegiatan Remedial
Untuk
mengetahui berhasil tidaknya kegiatan remedial yang telah dilaksanakan, kita
harus melaksanakan penilaian. Penilaian ini dapat dialakukan dengan mengkaji
kemajuan siswa. Seberapa besar siswa mengalami kemajuan dalam belajarnya.
Apabila siswa telah mencapai kemajuan, seperti yang kita harapkan. Berarti
kegiatan remedial yang kita rencanakan dan kita laksanakan cukup efektif untuk
membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar. Tetapi, apabila siswa tidak
mengalami kemajuan dalam belajarnya atau belum mencapai kemajuan belajar yang
diharapkan berarti rencana dan pelaksanaan kegiatan remedial kurang efektif.
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Pada dasarnya setiap guru mengajar memiliki
tantangan tersendiri yaitu adanya
keberagaman dari murid baik itu keberagaman dari fisik, budaya, suku bangsa,
dll. Namun, disini yang perlu diperhatikan oleh seorang pendidik yaitu
kebergaman kemampuan peserta didik dalam menerima materi yang telah disampaikan
oleh gurunya. Dimana dalam satu kelas pasti terdapat peserta didik yang dengan
cepat dan mudah menerima materi yang telah disampaikan. Sedangkan disisi lain
ada peserta didik yang lambat dan mengalami kesulitan dalam menerima materi
pelajaran yang disampaikan.
B.
SARAN
Dikarenakan adanya keberagaman peserta didik dalam
satu kelas maka diharapkan guru sebaiknya lebih mengenal karakter belajar
peserta didiknya agar peserta didik dapat dengan mudah menerima materi
pembelajaran yang diberikan dan dapat mencapai standar ketuntasan yang
ditetapkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar