Jumat, 26 Juni 2015

belajar dan pembelajaran



BAB I
PENDAHULUAN

  1. LATAR BELAKANG
Ketika guru berada di depan kelas, satu kenyataan yang sudah pasti bahwa siswa yang dihadapi berbeda satu sama lain. Perbedaan yang ada tersebut tidak hanya terlihat pada penampilan fisik dan tingkah laku, tetapi juga pada kemampuan dalam menangkap dan melakukan kegiatan pembelajaran. Ada siswa yang cepat menguasai materi pelajaran tetapi ada pula siswa yang lambat. Hal ini dapat terlihat dengan jelas saat guru mengolah hasil evaluasi. Dari hasil evaluasi tersebut, guru mengetahui adanya siswa yang telah mencapai tujuan pembelajaran yang dirumuskan atau kompetensi yang ditetapkan dan ada siswa yang belum mencapai kompetensi atau tujuan tersebut. Oleh karena itu kita mengharapkan semua siswa mencapai kompetensi yang ditetapka, guru hendaknya memberikan bantuan kepada siswa yang belum mencapai tingkat penguasaan yang diharapkan. Bantuan yang dapat diberikan guru untuk siswa yang belum mencapai kompetensi yang diharapkkan dikenal dengan istilah kegiatan remedial.

Dari hasil evaluasi, disamping guru menemukan siswa yang belum menguasai kompetensi yang ditetapkan, guru juga dapat menemukan siswa  yang telah mencapai kompetensi yang dirumuskan. Apabila guru terlalu memperhatikan siswa yang  mengalami kesulitan, siswa yang lebih cepat menguasai kompetensi yang telah ditetapkan akan terabaikan sehingga mereka akan terhambat pencapaian prestasi yang optimal. Atau mereka akan mengganggu siswa lain. Oleh karena itu, guru perlu merancang kegiatan bagi siswa yang termasuk kelompok cepat agar mereka mencapai tingkat perkembangan yang optimal. Kegiatan semacam ini disebut kegiatan pengayaan.

  1. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya maka didapatkan rumusan masalah sebagai berikut :
1.      Apa hakekat dari remedial?
2.      Apa saja tujuan dan fungsi dari kegiatan remedial?
3.      Adakah perbedaaan antara remedial dengan pembelajaran biasa?
4.      Apa saja pendekatan remedial yang ada?
5.      Ada berapa jenis dan prinsip kegiatan remedial?
6.      Bagaimanakah dengan prosedur kegiatan remedial?

  1. TUJUAN DAN MANFAAT
Adapun tujuan dan manfaat dari pembuatan makalah ini adalah :
1.      Untuk mengetahui hakekat dari remedial termasuk didalamnya yaitu fungsi, tujuan, pendekatan, jenis prinsip dan prosedur dari kegiatan remedial.
2.      Mengetahui adanya perbedaan antara remedial dengan pembelajaran biasa.
3.      Sebagai calon peserta didik kita dapat mempelajari tentang bagaimana tata cara pelaksanaan remedial yang baik.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    HAKIKAT, TUJUAN, DAN FUNGSI KGIATAN REMEDIAL
1.      Hakikat Kegiatan Remidial
Dalam Random House Webster’s College Dictionary (1991), remedial diartikan sebagai intended to improve poor skill in specified field. Remedial adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk memperbaiki keterampilan yang kurang baik dalam suatu bidang tertentu. Kalau kita kaitkan dengan kegiatan pembelajaran, kegiatan remedial dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran yang kurang berhasil. Kekurangberhasilan pembelajaran ini biasanya ditunjukkan oleh ketidakberhasilan siswa dalam menguasai materi yang dibahas dalam kegiatan pembelajaran.
Dari pengertian tersebut diketahui bahwa suatu kegiatan pembelajaran dianggap sebagai kegiatan remedial apabila kegiatan pembelajaran tersebut ditujukan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran atau dala menguasai kompetensi yang telah ditetapkan. Guru melaksanakan perubahan dalam kegiatan pembelajarannya sesuai dengan kesulitan yang dihadapi para siswa.  Kegiatan remedial adalah kegiatan membantu siswa dalam menguasai materi pelajaran. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan remedial adalah kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam menguasai materi pelajaran.
2.      Tujuan dan Fungsi Kegiatan Remedial
Berdasarkan pengertian bahwa kegiatan remedial adalah kegiatan membantu siswa menguasai materi pelajaran, dapat kita ketahui bahwa tujuan guru melaksanakan kegiatan remedial adalah membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran agar mencapai hasil belajar yang lebih baik. Secara umum, tujuan kegiatan remedial adalah sama dengan pembelajaran biasa, yaitu membantu siswa mencapai kompetensi atau tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan berdasarrkan kurikulum yang berlaku. Secara khusus, kegiiatan remedial bertujuan utuk membantu siswa yang belum menguasai materi pelajaran melalui kegiatan pembelajaran tambahan. Melalui kegiatan remedial, siswa dibantu untuk memahami dan mengatasi kesulitan belajar yang dihadapinya dengan memperbaiki cara dan sikap belajarnya, disamping guru sendiri memperbaiki cara mengajarnya.
Sebagai salah satu upaya membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar, kegiatan remedial memiliki beberapa fungsi yang penting bagi keseluruhan proses pembelajaran. Warkitri, dkk. (1991) menyebutkan enam fungsi kegiatan remedial dalam kegiatannya dalam proses pembelajaran. Keenam fungsi kegiatan remedial tersebut yaitu :

a)                            Fungsi Korektif
Memperbaiki cara mengajar dan cara belajar. Kegiatan remedial mempunyai fungsi korektif bagi kegiatan pembelajaran karena melalui kegiatan remedial guru memperbaiki cara mengajarnya dan siswa memperbaiki cara belajarnya. Berdasarkan analisis kesulitan belajar siswa, guru memperbaiki berbagai aspek proses pembelajaran, mulai dari rumusan tujuan, materi pelajaran, kegiatan pembelajaran, dan evaluasi. Dalam kegiatan remedial guru merumuskan kembali tujuan pembelajaran sesuai dengan kesulitan yang dihadapi siswa; mengorganisasikan kembali materi pelajaran sesuai dengan taraf kemampuan siswa; memilih dan menerapkan berbagai alat bantu pembelajaran untuk mempermudah siswa memahami materi pelajaran yang disajikan; dan sebagainya.
b)                            Fungsi Pemahaman
Kegiatan remedial mempunyai fungsi pemahaman karena dalam kegiiatan remedial akan terjadi proses pemahaman baik pada diri guru maupun diri siswa. Bagi guru, untuk melaksanakan kegiatan remedial guru terlebih dahulu harus memahami kelebihan dan kelemahan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukannya. Sebelum guru menentukan jenis kegiatan remedial yang akan dilaksanakan, guru terlebih dahulu harus mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakannya. Sementara itu, melalui kegiatan remedial, siswa akan lebih memahami kelebihan dan kelemahan cara belajarnya. Sebelum kegiatan remedial, guru mengajak siswa mengevaluasi kegiatan belajarnya.
c)                            Fungsi Penyesuaian
Kegiatan remedial memiliki fungsi penyesuaian karena pelaksanaan kegiatan  remedial disesuaikan dengan kesulitan dan karakteristik individu siswa yang mengalami kesulitan belajar. Tujuan dan materi pelajaran disesuaikan dengan kesulitan yang dihadapi individu siswa. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan menerapkan kekuatan yang dimiliki individu siswa melalui penerapan berbagai metode mengajar dan media pembelajaran. Semua aspek kegiatan remedial haruslah disesuaikan dengan kemampuan dan karakteristik individu siswa, proses pembelajaran tidak lagi merupakan beban bagi siswa. Siswa akan termotivasi untuk belajar lebih giat sehingga dapat mencapai prestasi belajar yang lebih baik.
d)     Fungsi pengayaan
Kegiatan remedial mempunyai fungsi pengayaan bagi proses pembelajaran karena melalui kegiatan remedial guru memanfaatkan sumber belajar, metode mengajar atau alat bantu pembelajaraan yang lebih bervariasi dari yang diterapkan guru dalam pembelajaran biasa. Dalam kegiatan remedial guru dapat meminta siswa untuk membaca buku lain yang ada kaitannya dengan materi yang belum dipahami. Guru juga menerapkan metode mengajar dan alat bantu pembelajaraan yang bervariasi sesuai dengan kebutuhan siswa sehingga siswa lebih memahami materi pembelajaran.
e)      Fungsi akselarasi
Kegiatan remedial memiliki fungsi akselerasi terhadap proses pembelajaran karena melalui kegiatan remedial guru dapat mempercepat penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran. Tanpa kegiatan remedial, siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran akan semakin tertinggal oleh teman-temannya yang telah menguasai materi pembelajaran.
f)       Fungsi terapeutik
Kegiatan remedial mempunyai fungsi terapeutik karena melaui kegiatan remedial guru dapat membantu mengatasi kesulitan siswa yang berkaitan dengan aspek sosial-pribadi. Biasanya siswa yang merasa dirinya kurang berhasil dalam belajar sering merasa rendah diri atau terisolasi dalam pergaulan dengan teman-temannya. Dengan membantu siswa mencapai prestasi belajar yang lebih baik melalui kegiatan remedial berarti guru telah membantu siswa meningkatkan rasa percaya diri. Tumbuhnya rasa percaya diri membuat siswa tidak merasa rendah diri dan dapat bergaul baik dengan teman-temannya.


3.      Perbedaan Kegiatan Remedial dari Pembelajaran Biasa
Secara sepintas kegiatan remedial tidak jauh berbeda dengan pembelajaran biasa. Komponen-kompenen yang harus direncanakan dan dilaksanakn guru dalam kegiatan remedial sama dengan komponen-komponen dalam pembelajaran biasa. Guru harus merumuskan tujuan pembelajaran, mengembangkan alat evaluasi, memilih dan mengorganisasikan materi pelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan berbagai metode mengajar dan alat bantu pengajaran serta melaksankan evaluasi. Tetapi, kalau kita kaji lebih dalam kedua bentuk pembelajarn tersebut berbeda. Agar lebih jelas marilah kita kaji perbedaan kegiatan remdial dari pembelajaran biasa  dengan menganalisis komponen-komponen suatu pembelajaran. Komponen-komponen tersebut adalah tujuan, materi, kegiatan pembelajaran, dan evaluasi.

a)      Tujuan pembelajaran
Rumusan tujuan bersifat individual. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan untuk mencapai kompetensi atau tujuan yang telah ditetapkan. Dalam pembelajaran biasa, tujuan pembelajaran yang dirumuskan guru berlaku bagi semua siswa. Jadi, bersifat klasikal. Sementara ituu, dalam kegiatan remedial, tujuan pembelajarn yang dirumuskan guru bersifat individual tergantung pada kesulitan yang dihadapi siswa.
b)      Materi pembelajaran
Dalam kegiatan remedial, materi disesuaikan dengan kesulitan yang dihadapi. Materi pelajaran dipilih dan diorganisasikan berdasarkan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Materi pelajaran dalam pembelajaran biasa sama bagi semua siswa, sedangkan materi yang dibahas dalam kegiatan remedial akan berbeda antara materi yang satu dengan siswa yang lainnya sesuai dengan kesulitan yang dihadapi.
c)      Kegiatan pembelajaran
Bersifat individual dan kelompok. Kegiatan pembelajaran dalam kegiatan remedial akan berbeda dari kegiatan pembelajaran biasa. Dalam pembelajaran biasa, yang berpartisipasi adalah seluruh siswa. Guru memperlakukan semua siswa sama. Metode mengajar dan alat bantu pembelajaran yang digunakan guru bersifat klasikal. Sementara itu, dalam kegiatan remedial, pembelajaran hanya diikuti oleh siswa–siswa yang memiliki kesulitan belajar tertentu. Kegiatan remedial ini dapat dilakukan secara individual atau secara kelompok apabila beberapa orang siswa  memiliki kesulitan yang sama. Oleh karena itu metode mengajar dan alat bantu kegiatan remedial bersifat individual atau kelompok tergantung pada kesulitan dan karakteristik siswa yang mengikuti kegiatan remedial.

d)     Evaluasi
Alat evaluasi bersifat individual dan kelompok. Evaluasi dilaksanakan umtuk mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran yang dilaksanakan. Alat evaluasi dikembangkan berdasarkan kompetensi yang diharapkan dikuasai siswa atau tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Oleh karena itu, alat evaluasi yang dikembangkan dalam pembelajaran biasa bersifat klasikal. Sama untuk semua siswa. Sedangkan untuk kegiatan remedial, alat evaluasinya yang bersifat individual atau kelompok.

B.     Pendekatan dalam Kegiatan Remedial
Warkitri dkk. (1991) mengemukakan tiga pendekatan dalam kegiatan remedial. Ketiga pendekatan tersebut adalah pendekatan yang bersifat preventif, kuartif dan pengembangan.

1.      Pendekatan yang bersifat preventif
Kegiatan remedial dipandang bersifat preventif apabila kegiatan dilaksankan untuk membantu siswa yang diduga akan mengalami kesulitan dalam menguasai kompetensi yang telah ditetapkan. Kegiatan remedial yang bersifat preventif dilaksankan sebelum kegiatan pembelajaran biasa dilaksanakan. Mungkin anda bertanya dari mana guru mengetahui siswa-siswa yang mungkin menghadapi kesulitan dalam menguasai kompetensi yang ditetapkan, padahal kegiatan pembelajaran biasa belum dilaksanakan.
Guru yang telah berpengalaman, dari keakrabannya dengan siswa, telah mengetahu kelemahan siswanya. Sedangkan bagi guru yang belum banyak pengalaman, anda dapat menggunakan salah satu jenis alat evaluasi yang ditujukan untuk mengetahui kompetensi yang telah dikuasai siswa sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Jenis alat evaluasi tersebut adalah pretest. Pretest adalah salah satu jenis alat evaluasi yang digunakan guru sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Kegaiatan remedial yang diberikan kepada kelompok siswa yang tidak akan mampu menguasai kompetensi yang telah ditetapkan sesuai dengan waktu yang telah disediakan adalah kegiatan remedial yang bersifat preventif.
2.      Pendekatan yang Bersifat Kuratif
Kegiatan remedial dipandang bersifat kuratif apabila pelaksanaan kegiatan remedial ditujukan untuk membantu mengatasi kesulitan siswa setelah siswa mengikuti pembelajaran biasa. Kegiatan remedial yang bersifat kuratif dilaksanakan karena berdasarkan hasil evaluasi pada kegiatan pembelajaran biasa  diketahui bahwa siswa belum mencapai kriteria keberhasilan atau kompetensi minimal yang telah ditetapkan. Biasanya setelah membahas satu atau beberapa poko bahasan guru melaksanakan evaluasi formatif. Dari hasil evaluasi formatif tersebut diketahui ada beberapa siswa yang telah mencapai kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan, dan ada pula siswa yang belum mencapai kriteria keberhasilan yang diharapkan.
3.      Pendekatan yang Bersifat Pengembangan
Kegiatan remedial diapandang bersifat  pengembangan apabial kegiatan remedial dilaksanakan selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran biasa. Melalui kegiatan remedial yang bersifat pengembangan, guru mengharapkan agar siswa yang mengalami kesulitan dalam menguasai kompetensi yang ditetapkan secara bertahap dan dapat segera menghadapi kesulitan yang dihadapinya.

C.     JENIS-JENIS KEGIATAN REMEDIAL
Berikut beberapa bentuk kegiiatan remedial yang dapat dilaksanakan guru (Suke, 1991).
1.      Mengajarkan Kembali
Melalui bentuk kegiatan ini, guru menjelaskan kembali materi yang belum dipahami atau dikuasai siswa. Tentu saja dalam menjelaskan kembali materi tersebut,, guru harus berorientasi pada kesulitan yang dihadapi siswa. Apabila siswa kurang memahami konsep, guru sebaiknya memberikan lebih banyak contoh. Untuk membantu siswayang mengalami kesulitan dalam menerapkan konsep, guru hendaknya memberikan lebih banyak contoh penggunaan konsep tersebut dalam suatu kasus tertentu atu banyak memberikan latihan yang menuntut siswa menerapkan konsep yang sedang dibahas.
2.      Menggunakan Alat Peraga
Untuk lebih memudahkan siswa memahami konsep yang belum dikuasainya, guru sebaiknya menggunakan berbagai alat peraga dan memberi kesempatan kepada siswa untuk menggunakan alat peraga tersebut. Apalagi jika pada waktu menjelaskan materi pada pembelajaran pertama kali guru tidak menggunaka alat peraga. Konsep yang sukar dipahami akan lebih mudah dipelajari dan menjadi menarik jika disajikan dengan menggunakan media.
3.      Kegiatan Kelompok
Diskusi ataupun kerja kelompok dapat digunakan guru untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam menguasai kompetensi yang dituntut. Yang perlu diperhatikan guru dalam menerapkan kerja kelompok dalam kegiatan remedial ialah dalam menentukan anggota kelompok. Kegiatan kelompok dapat efektif dalam membantu siswa memahami pelajaran apabila diantara anggota kelompok ada siswa yang benar-benar menguasai materi dan mampu menjelaskannya dengan cukup baik kepada siswa lainnya. Kegiatan kelompok sebagai upaya membantu siswa yang mengalami kesulitan akan sia-sia apabila tidak dibimbing oleh anggota kelompok yang menguasai materi yang sedang dibahas.
4.      Tutorial
Kegiatan tutorial juga dapat ditterapkan guru dalam melaksanakan kegiatan remedial. Dalam kegiatan ini guru meminta bantuan siswa lain yang lebih pandai untuk membantu sisw aynag menghadapi kesulitan dalam meguasai kompetensi yang telah ditetapkan atau guru dapat juga meminta siswa dari kelas yang lebih tinggi untuk membantu adik kelasnya.
5.      Sumber Belajar yang Relevan
Selain dengan mengajarkan kembali, kegiatan kelompok, dan tutorial, guru juga dapat menggunakan sumber belajar lain dalam membantu siwa menguasai kompetensi yang telah ditetapkan.

D.    PRINSIP PELAKSANAAN KEGIATAN REMEDIAL
Apapun bentuk kegiatan remedial yang akan diterapkan, guru hendaknya memperhatikan hal-hal berikut (Suke, 1991).
1.      Apabila terdapat beberapa orang siswa yang mengalami kesulitan yang sama, kegiatan remedial tersebut hendaknya diberikan terhadap kelompok siswa secara bersama-sama. Tetapi apabila kesulitan yang dihadapi seorang siswa berbeda dengan siwa lain, guru hendaknya memberikan bantuan yang sifatnya individual. Bahkan, apabila guru menemukan siswa yang menghadapi kesulitan belajar yang sama, tetapi penyebabnya berbeda, guru harus memberikan bantuan secara individual.
2.      Proporsi bantuan yang diberikan hendaknya sesuai dengan kesulitan yang dihadapi siswa. Tugas atau kegiatan yang harus dilakukan siswa dalam kegiatan remedial hendaknya jangan terlalu banyak. Terlalu banyaknya tuntutan yang harus dilakukan siswa dapat menjadi beban bagi siswa sehingga bukannya siswa terbantu dalam mengatasi masalahnya, malah semakin menambah masalah bagi siswa. Oleh karena itu, guru harus melaksanakan kegiatan remedial yang sesuai dengan kesulitan dan kemampuan yang dimiliki siswa.
3.      Kegiatan remedial dapat dilaksanakan sendiri oleh guru, guru bersama-sama siswa atau meminta bantuan siswa lain. Dalam menentukan bentuk kegiatan remedial guru hendaknya mempertimbangkan jenis kesulitan yang dihadapi siswa serta faktor penyebab kesulitan tersebut. Dengan memperhatikan jenis kesulitan dan faktor penyebab kesulitan, guru dapat menetapkan apakah kegiatanremedial tersebut akan dilaksanakan guru sendiri, memina siswa lain atau oleh siswa sendiri.
4.      Metode yang diterapkan dalam kegiatan remedial hendaknya sesuai dengan tingkat kemampuan serta dapat membangkitkan motivasi pada diri siswa untuk belajar lebih giat dan berusaha lebih tekun. Melalui kegiatan remedial ini, guru tidak hanya mengharapkan siswa akan mampu menguasai kompetensi yang belum dikuasainya, tetapi juga timbulnya moivasi pada diri siswa untuk belajar lebih giat dan lebih tekun sehingga untuk menguasai kompetensi berikutnya siswa diharapkan tidak akan mengalami kesulitan. Oleh karena itu, guru harus menerapkan metode yang tepat dan sesuai dengan kemampuan siswa.

E.     PRINSIP PEMILIHAN KEGIATAN
Lebih lanjut Wardani (1991) menyatakan bahwa dalam memilih bentuk kegiatan dan metode yang akan diterapkan dalam kegiatan remedial guru perlu memperhatikan hal-hal berikut,
1.       Memanfaatkan latihan khusus, terutama bagi siswa yang mmpunyai daya tangkap lemah.
2.      Menekankan pada segi kekuatan yang dimiliki siswa. Dalam proses belajar, ada siswa yang mudah memahami suatu materi pelajaran mealui informasi lisan, ada juga siswa yang lebih mudah memahami materi pelajaran melalui gambar-gambar, da nada juga siswa yang baru dapat memahami suatu konsep apabila siswa tersebut diberi kesempatan untuk menerapkan konsep tersebut. Dengan memperhatikan kekuatan yang dimiliki siswa diaharapkan siswa akan dapat lebih cepat mengatasi kesulitan yang dihadapinya. Dalam hal ini, guru hendaknya lebih mengenal gaya belajar setiap siswa.
3.      Memanfaatkan penggunaan media yang multi-sensori. Berkenaan dengan beranekaragamnya kemampuan siswa dalam mempelajari sesuatu, guru hendaknya menggunakan berbagai jenis alat peraga dalam menyajikan atau membahas materi pelajaran.
4.      Memanfaatkan permainan sebagai sarana belajar, terutama bagi siswa yang kurang memiliki motivasi untuk belajar.


F.     PROSEDUR KEGIATAN REMEDIAL
Berikut ini adalah langkah-langkah kegiatan remedial,
1.      Analisis Hasil Diagnosis
Diagnosis kesulitan belajar adalah suatu proses pemeriksaan terhadap siswa yang diduga mengalami kesulitan dalam belajar. Melalui kegiatan diagnosis, guru akan mengetahui para siswa yang perlu mendapat bantuan.
2.      Menentukan Penyebab Kesulitan
Sebelum kita mulai merancang kegiatan remedial, terlebih dahulu kita harus mengetahui mengapa siswa mengalami kesulitan dalam mencapai kompetensi yang diharapkan atau menguasai materi pelajaran. Faktor penyebab kesulitan ini harus diidentifikasi oleh guru karena gejala kesulitan yang sama yang ditunjukkan oleh siswa dapat ditimbulkan oleh sebab yang berbeda. Informasi tentang faktor penyebab ini akan berpengerauh terhadap pemilihan jenis kegiatan remedial.
3.      Menyusun Rencana Kegiatan Remedial
Setelah kita mengetahui siswa-siswa yang perlu mendapatkan kegiatan remedial dan kompetensi-kompetensi yang belum dikuasai setiap siswa ,serta faktor penyebab kesulitan, langkah selanjutnya adalah menyusun rencana pembelajaran. Sama halnya dengan pembelajaran biasa, komponen-komponen yang harus direncanakan dalam pelaksanaan kegiatan remedial adalah sebagai berikut,
a.       Merumuskan kompetensi atau tujuan pembelajaran.
b.      Menentukan materi pelajaran sesuai dengan kompetensi atau tujuan yang telah dirumuskan.
c.       Memilih dan merancang kegiatan remedial sesuai dengan masalah dan faktor penyebab kesulitan serta karakteristik siswa.
d.      Merencanakan waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan remedial.
e.       Menentukan jenis, prosedur, dan alat penilaian untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa.
4.      Melaksanakan Kegiatan Remedial
Setelah rencana pembelajaran selesai disusun, langkah selanjutnya adalah melaksanakan kegiatan remedial. Biasanya kegiatan remedial dilaksanakan diluar jam belajar biasa. Oleh karena itu, dituntut kerelaan dari guru untuk menyediakan waktu tambahan di luar jam belajar, untuk membantu siswa yang memerlukan.
5.      Menilai Kegiatan Remedial
Untuk mengetahui berhasil tidaknya kegiatan remedial yang telah dilaksanakan, kita harus melaksanakan penilaian. Penilaian ini dapat dialakukan dengan mengkaji kemajuan siswa. Seberapa besar siswa mengalami kemajuan dalam belajarnya. Apabila siswa telah mencapai kemajuan, seperti yang kita harapkan. Berarti kegiatan remedial yang kita rencanakan dan kita laksanakan cukup efektif untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar. Tetapi, apabila siswa tidak mengalami kemajuan dalam belajarnya atau belum mencapai kemajuan belajar yang diharapkan berarti rencana dan pelaksanaan kegiatan remedial kurang efektif. 

BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Pada dasarnya setiap guru mengajar memiliki tantangan tersendiri  yaitu adanya keberagaman dari murid baik itu keberagaman dari fisik, budaya, suku bangsa, dll. Namun, disini yang perlu diperhatikan oleh seorang pendidik yaitu kebergaman kemampuan peserta didik dalam menerima materi yang telah disampaikan oleh gurunya. Dimana dalam satu kelas pasti terdapat peserta didik yang dengan cepat dan mudah menerima materi yang telah disampaikan. Sedangkan disisi lain ada peserta didik yang lambat dan mengalami kesulitan dalam menerima materi pelajaran yang disampaikan.

B.     SARAN
Dikarenakan adanya keberagaman peserta didik dalam satu kelas maka diharapkan guru sebaiknya lebih mengenal karakter belajar peserta didiknya agar peserta didik dapat dengan mudah menerima materi pembelajaran yang diberikan dan dapat mencapai standar ketuntasan yang ditetapkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar